German Expressionism: Not Orthochrome Nor Panchromatic
Setelah posting saya baru-baru ini tentang ekspresionisme Jerman dan pengaruhnya pada film noir, saya menemukan sesuatu yang menarik. Meskipun menyadari bahwa karya klasik ekspresionis awal tahun 1920-an memiliki lebih dari sekadar tampilan chiaroscuro untuk mendefinisikan citranya, karakteristik ini disebut sebagai hubungan paling relevan dengan film noir Hollywood tahun 40-an dan 50-an.
Sebelum pertengahan tahun 1920-an, stok film bersifat ‘buta warna’ karena tidak menyerap rona antara terang dan gelap, sehingga gambar yang diproses memiliki kontras yang sangat tajam. Baru pada tahun 1924-25, dengan munculnya film Ortokrom pertama dan kemudian film Pankromatik yang lebih unggul, film yang diproses dapat menghasilkan spektrum rona abu-abu yang luas.
Ini menimbulkan pertanyaan: apakah chiaroscuro ekspresionis Jerman lebih merupakan hasil keterbatasan teknis daripada inisiatif kreatif?