Memento (2000): The Days of Future Past
Cedera otak membuat seorang pemuda tidak memiliki ingatan jangka pendek. Dia tidak dapat membuat kenangan baru mengingat masa kini hanya dalam waktu terbatas, dan kemudian ingatannya kembali ke diri yang hanya mengetahui kenangan masa lalu pada saat trauma, sebuah peristiwa mengerikan yang menghabiskan setiap momen terjaga di masa kini yang kekal. Dia menggunakan tato di tubuhnya dan foto Polaroid dengan teks sebagai pembantu-ingatan alasannya: untuk melacak dan membalas pemerkosaan dan pembunuhan istrinya. Kenang-kenangan yang diingatnya bukan dalam waktu melainkan sebagai kenangan masa lalu yang tidak dapat ditentukan. Setiap hari dia sadar akan pentingnya merekonstruksi masa kini.
Film thriller noir karya Christopher Nolan yang cerdik dan mencekam, Memento, mengambil konvensi noir dari kilas balik dan membangun narasi film sebagai sebuah eksposisi panjang ke belakang yang mendekonstruksi apa yang telah terjadi sebelumnya – namun juga memperdalam misteri tentang bagaimana dan mengapa.
Beberapa kritikus berdalih bahwa kesombongan utama ini kikuk, bahwa pemotongan peristiwa dan pemisahan antar adegan terlalu dibuat-buat dan kurang memiliki kohesi naratif. Ini berarti merindukan hutan demi pepohonan. Sebagai pemirsa, kami aktif dalam konstruksi narasi dan merupakan penikmat istimewa yang – tidak seperti tokoh protagonis – dapat menginformasikan masa kini dari masa lalu. Kami pikir protagonis yang malang terjebak di masa kini dan harus belajar kembali di mana dia berada pada setiap kehilangan ingatan. Tapi benarkah dia?
Pengungkapannya adalah bahwa di luar ingatan, kehidupan demi kewarasan tidak dapat dijalani tanpa sebuah narasi. Hidup tanpa tujuan atau akhir bukanlah hidup. Jadi protagonis Memento harus menghancurkan kenangan sekaligus melestarikannya. Ia terjebak dalam pusaran yang memiliki tujuan yang sama namun lintasannya berbeda setiap kali tujuan tersebut tercapai. Sebuah kehancuran kreatif yang hanya bisa berakhir dengan kematian, baik nyata maupun virtual. Virtual dalam arti jika ia dapat bertindak lagi, melalui penahanan atau ketidakmampuan, ia tidak dapat lagi menemukan kembali masa lalu untuk memberi makna pada masa kini.
Nirwana bukanlah neraka, bukan pembebasan.