Senja (1957)

Nightfall karya Jacques Tourneur menandai berakhirnya siklus noir klasik, diikuti hanya oleh Murder By Contract dan Touch of Evil pada tahun 1958, dan Odds Against Tomorrow pada tahun 1959.

Meskipun Tourneur memiliki semangat penyutradaraan yang tinggi, fotografi noir yang luar biasa dari Burnett Guffey, dan naskah yang berdasarkan novel David Goodis, film ini dengan jelas membuktikan kemunduran siklus film noir. Kisah tentang pria tak berdosa yang terperangkap oleh takdir dan melarikan diri dari polisi dan penjahat telah diputar berkali-kali sebelumnya, dan Tourneur tidak berhasil menanamkan ketegangan yang nyata dalam skenario tersebut. Bahkan dengan durasi 78 menit, skenarionya membutuhkan waktu terlalu lama untuk mencapai resolusi yang cukup pas.

Senja (1957)

Aldo Ray dan Ann Bancroft sebagai pemeran utama memiliki pemeran yang bagus, dan perkembangan hubungan mereka dari pertemuan di sebuah bar di LA hingga perkembangannya di hamparan salju Wyoming, ditangani dengan ekonomis dan gaya. Dialognya cerdas dan interaksi antara dua preman yang tidak cocok dan mangsanya sangat bagus. Kekerasan, baik yang mengancam atau nyata, sangat noir. Kedua preman yang kejam itu mengancam akan mematahkan kaki protagonis di rig minyak, dan penembakan tanpa ampun terhadap korban masih mengejutkan bagi kepekaan noir yang sudah jenuh. Namun, pertarungan klimaks di salju melawan bajak salju yang tidak terkendali tidak memiliki ketegangan yang sebenarnya, dan bahkan akibat mengerikan terakhir tidak memiliki dampak yang nyata.