Blog Posts
They Won’t Believe Me (1947): Guilt by Intention
Seorang pria yang diadili atas pembunuhan naik ke mimbar saksi untuk membela dirinya sendiri (1947 RKO. Disutradarai oleh Irving...
- richard wita
- December 21, 2024
The Noir Night
Pernahkah Anda terjaga di malam hari dan bertanya-tanya mengapa Anda menyukai film noir? Dalam kasus saya, saya menyadari bahwa...
- richard wita
- December 20, 2024
Gambling House (1950): Obscure Gem
Setelah menjadi penjahat kelas teri, Mike Fury (alias Furioni) berhasil lolos dari jeratan hukum atas pembunuhan yang dilakukan oleh...
- richard wita
- December 19, 2024
The Seventh Victim (1943): “And all my pleasures are like yesterdays”
Seorang wanita muda melakukan perjalanan ke New York untuk mencari kakak perempuannya setelah ia berhenti membayar biaya kuliahnya, dan...
- richard wita
- December 18, 2024
Blood on the Moon (1948): Quintessential Noir Western
Seorang gelandangan terlibat dalam pertikaian sengit antara seorang peternak sapi Arizona dan penduduk lokal. (1948 RKO. Disutradarai oleh Robert...
- richard wita
- December 17, 2024
A Touch of Evil (1958): “the rich baroque and the decadent gothic”
Blog Parallax View: Smart Words About Cinema hari ini menerbitkan ulasan cemerlang tentang Touch of Evil (1958) karya Orson Welles: Touch of Evil: Crossing...
- richard wita
- December 16, 2024
German Expressionism: Not Orthochrome Nor Panchromatic
Nosferatu (1922) Setelah posting saya baru-baru ini tentang ekspresionisme Jerman dan pengaruhnya pada film noir, saya menemukan sesuatu yang...
- richard wita
- December 15, 2024
On Dangerous Ground (1951): “You get so you don’t trust anybody”
Seorang polisi kota yang berjuang melawan iblis dalam dirinya dikirim ke ‘Siberia’untuk membantu perburuan setelah berhasil menangkap terlalu banyak...
- richard wita
- December 14, 2024
The Ghost Ship (1943): Noir at Sea
Kapten gila dari kapal pengangkut barang pesisir meneror perwira ketiga yang masih baru(1952 RKO. Diproduksi oleh Val Lewton dan...
- richard wita
- December 13, 2024